Permata Hatiku

Agar aku tak pernah lupa menghitung hari-hari mereka.
Agar tiap hari aku punya waktu memikirkan mereka.
Agar aku selalu punya kenangan tentang mereka.
Mereka, permata hatiku.

Tuesday, March 07, 2006

Takkan Lunas, Takkan Impas

Buat istriku:

Kemarin, kau bercerita banyak tentang betapa sibukmu di kampus. Panitia ini, panitia itu; seminar ini, workshop itu. Pulang tengah malam, berangkat pagi-pagi. Wanita karir (yang benar-benar kerja keras), dan ibu atas 2 anakku. Tanpa aku mendampingimu.

Terima kasih, kau menjadi istri yang bisa kubanggakan. Yang kukagumi, yang membuat aku respek. Terima kasih, kau menjadi ibu bagi anak-anakku, yang menomor satukan mereka, dan tak pernah beralasan terlalu sibuk.

Kemarin, aku berkata: "Hutangku kepadamu terlalu banyak. Pengorbananmu untukku terlalu besar. Bagaimana aku bisa membalasnya? Sampai kapan kita bisa impas?"

Aku tahu jawabnya: takkan pernah lunas, takkan pernah impas. Aku akan selalu dalam posisi berhutang kepadamu. Istriku.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home